Home HEALTH Kasus DBD Meningkat Drastis di Bekasi – Republika Online

Kasus DBD Meningkat Drastis di Bekasi – Republika Online

by admin2 admin2
10 views
Kasus DBD Meningkat Drastis di Bekasi – Republika Online

Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Bekasi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Jumlah warga Kota Bekasi, Jawa Barat, yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) menlonjak drastis. Tercatat 610 korban hingga Mei 2019 ini. Melejit dari tahun sebelumnya yang hanya mencatat 629 kasus sejak Januari hingga Desember.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, memerinci, jumlah kasus pada bulan Januari sebanyak 75, Februari 53 kasus, Maret 200 kasus, April 152 kasus, dan Mei sebanyak 130 kasus. Korban pun, sambung dia, sudah mulai pulih meski juga terdapat korban jiwa.

“Ada kematian itu pada bulan Maret sebanyak dua orang, sedangkan bulan Januari, Februari, April, dan Mei tidak ada,” kata Dezi di Plaza Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Senin (24/6).

Dezi mengatakan, kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Bekasi Utara, disusul Kecamatan Jatiasih dan Kecamatan Mustika Jaya. Menurut Dezi, meningkatnya kasus DBD ini adalah fenomena yang terjadi di seluruh Indonesia, tak hanya di Kota Bekasi.

Penyebabnya, sambung dia, karena adanya perubahan cuaca. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan juga jadi faktor dominan. “Apalagi kepadatan penduduk di Kota Bekasi kan cukup tinggi sehingga perlu dijaga semua saluran yang ada agar tak menjadi sarang nyamuk,” ucap Dezi.

Dia menambahkan, faktor lain adalah fogging atau pengasapan yang berlebihan dari petugas di lapangan. Nyamuk, kata Dezi, akan menjadi kebal jika terus-menerus dilakukan fogging tanpa ada rentang waktu yang terukur.

“Ada beberapa kecamatan yang melakukan fogging itu hampir setiap bulan, jadi nyamuk itu resisten atau kebal,” kata dia. Kegiatan fogging, sambung dia, selain harus dilakukan secara berkala, juga harus dengan mekanisme yang tepat.

Di lain sisi, kata Dezi, masyarakat juga kerap kali tak berkordinasi dengan petugas yang melakukan fogging di lapangan. Masih banyak masyarakat yang tidak membuka semua pintu di bagian rumahnya, sehingga nyamuk Aedes aegypti bisa bersembunyi di sana.

“Nyamuk itu kan radiusnya untuk kabur ketika fogging itu 100 meter, jadi kalau fogging dilakukan tetapi tetangganya tidak membuka rumahnya, jadinya kan pindah,” kata Dezi.

Read More

You may also like

Leave a Comment